Awalnya bahagia karena selalu bersama pasangannya kemana2, tertawa, bercanda sepanjang waktu, dan beberapa masalah kecil. Dia bersama pasangannya bertindak terlalu jauh dan membuat dirinya terjebak kenikmatan dunia, dia tidak sadar bahwa pasangannya bakal bosan dan menjauhinya karena tingkahnya yang selalu sama saja setiap hari. Mencari kesenangan, memburu kepuasan, melantunkan kalimat2 serius berbau tanggung jawab kepada pasangannya setiap saat, dan lain2.
Alhasil pasangannya benar2 meninggalkannya saat dia benar2 membutuhkan pasngannya tersebut, dia butuh penyemangat, dia butuh bahagia, dan dia takut kesepian. Dia benar2 pecundang, maunya senang dan enggan mau menerima kesedihan. Dialah sepicik2nya orang, meskipun dia muda dan masih panjang jalannya, namun ini merupakan awal yang kurang baik baginya.
Dia gelisah setiap saat, karena dia sudah ketergantungan oleh kondisi yang menyenangkan. Dia candu akan kelengkapan hidupnya dulu, sebelum ditinggal pasangannya. Dia kehabisan harapan, harapannya sudah dia tanamkan ke pasangannya yang telah meninggalkannya.
Seorang budak kepuasan yang terperosok di jurang kepicikan. Akhirnya dia menyadari kelemahannya, dia sadar akan keburukannya, dia berharap waktu kembali berputar dan memberikan dia kesempatan untuk memperbaiki semua. Semangatnya sangat jatuh, sejatuh2nya semangat seorang pemuda labil. He fooled by himself. He poor, he down, he hurt.
No comments:
Post a Comment