Monday, April 21, 2014

Wahai Kartini, Lihatlah Generasi Penerusmu

Selamat hari Kartini, 21 April 2014. Semoga seluruh Ibu dan calon Ibu di Indonesia merayakan dan mengambil inspirasi dari sosok Kartini dahulu.

Pada kenyataannya perempuan2 masa kini banyak yg sudah melenceng dari Kartini, sikap2nya sudah kelewat batas. Kenakalan2 perempuan yg hampir melebihi kenakalan kaum pria pada umumnya. Kemolekan tubuh yg diumbar2, busana yg semakin terbuka, gaya dan tingkah lakunya yg semakin jauh dari kata lembut. Ini bukti bahwa wanita semakin menyalahgunakan arti emansipasi.

Menuntut kesamaan hak, tanpa peduli kewajiban mereka sebagai pengurus keperluan rumah tangga dan anak2. Mereka condong ke soialita, berkumpul dengan sebaya2nya dan lupa akan urusan keluarga di rumah. Asik dengan organisasinya, dengan gemerlap perhiasan yg mereka pakai, dan jabatan mereka yg terkadang lebih tinggi dari kaum pria di bidangnya.

Semoga ke depan, kaum Kartini2 masa kini dapat menjadi wanita2 yg tetap memegang hakikat dasarnya sebagai pengurus keluarga, sebagai sosok yg lembut peringainya, menyejukkan dunia dari panasnya ambisi2 penguasa, menjadi makhluk yg menenangkan hati dan melumerkan suasana kacau lingkungan.

"Ohh Kartini semoga engkau tak sedih melihat generasi penerusmu saat ini..."

Saturday, April 19, 2014

Usaha dan Gagal, Diam dan Berhasil

Terkadang banyak orang salah mengartikan kata berhasil dan gagal. Dalam implementasinya, kegagalan kadang menjadi tolak ukur apakah seseorang sudah benar2 berusaha, namun keberhasilan malah sulit menjadi tolak ukur utama apakah seseorang benar2 memulai usaha dari nol.

Berusaha dan gagal, yang diam tapi malah berhasil, pernah gagal berarti memang seseorang sebelumnya melakukan usaha keras, ujung dari suatu usaha kadang tak selalu keberhasilan. Namun kegagalanlah yg pertama menjadi tolak ukurnya, dan pelengkapnya adalah keberhasilan. Tujuan usaha memang bukan untuk gagal, tapi untuk berhasil. Ketika usaha yg dilakukan menemui titik gagal maka bersenanglah dan nikmati kegagalan itu sebagai momen koreksi, nah momen itulah yg menjadi inti daripada usaha. Melanjutkan usaha dengan bekal koreksi akan membuat seseorang mampu meminimalisir kegagalan.

"Failed is the other name of premature success" (Ade Masrofi-2014)