Tuesday, August 30, 2011

Purgatory - METAL SATU JARI

Profil Purgatory





     Purgatory adalah sebuah grup musik death metal asal Jakarta, grup musik ini dibentuk pada tahun 1994 oleh Lutfi sang gitaris bersama dengan adik kandungnya yaitu Al yang memainkan drum. Lirik yang dibawakan oleh Purgatory adalah berkisar tentang ajaran agama Islam, perang Uhud, kematian, dan lain-lain. Awal terbentuknya mereka sering membawakan lagu Obituary dan Sepultura. Baru sekitar tahun 2002 mereka memutuskan untuk menggunakan topeng dan penambahan personil seorang DJ.



     Pada awal terbentuknya band ini pada tahun 1991 mereka hanya sekedar iseng, dengan beranggotakan 4 orang, yakni Hendri (bass & vokal), L.T.F. (gitar), Al (drum) dan Arief (gitar) menancapkan benderanya sebagai sebuah band yang beraliran musik “Death Metal” dengan warna musik crossover. Perjalanan yang jatuh-bangun dan dilalui dengan berbagai rintangan membuat band ini semakin optimis dijalannya. Beberapa kali terjadi perubahan formasi dalam band ini, yang merupakan penyempurnaan dalam pembentukan musik yang lebih matang. PURGATORY berdiri tak jelas pasti waktunya, pasalnya band ini sudah ada kurang lebih mulai tahun 1993, semenjak AL dan L.T.F. bermain musik (band). 
    
      Namun mereka (PURGATORY) mengangap tahun 1994 sebagai kelahirannya band ini, mengingat pada waktu itulah kata PURGATORY ditemukan. Kata PURGATORY itu menempel dari L.T.F. dulu. Ketika dia menonton film “Nightmare on Elm Street (Freddy Kruger). Dalam film tersebut terselip kalimat PURGATORY. L.T.F. yang pada waktu itu berumur 17 tahun hanya suka saja mendengar kata PURGATORY tersebut, sedangkan AL yang masih berumur 14 tahun hanya menurut saja kata L.T.F. yang tidak lain adalah kakak kandungnya. Begitu ditelusuri dan dicari arti katanya, ternyata PURGATORY berarti proses / tempat penyucian dosa sebelum masuk surga, istilah ini digunakan dalam agama lain. 
   
     Sebagaimana persamaan dari 3 agama Samawi 3 agama dari Nabi Ibrahim A.S., dalam Islam pun terdapat konsep yang sama tentang proses penyucian dosa ini, yakni bagi mereka yang tidak mati Syahid, semua muslim pada akhirnya akan masuk kedalam Surga, tetapi sebelumnya akan dihukum dulu sesuai dengan kesalahan dan dosa-dosanya selama hidup di dunia. 
    
     PURGATORY meriliskan sebuah karya perdananya pada tahun 1995 dalam bentuk mini album yang berjudul “Abyss Call” dan berisi 6 buah lagu yang sampul albumnya dibuat oleh Arya (vokalis Jumbo Jet). Tiga tahun kemudian, tepatnya tahun 1998 sebuah lagu yang berjudul “Sakaratul Maut” terpilih mewakili band ini menjadi salah satu band yang masuk ke dalam album kompilasi “Metalik Klinik I” yang diproduksi oleh Rotorcorp/Musica Studio. Sekitar tahun 1998, PURGATORY (L.T.F., AL, DIE, ARIE TULANX & BOBBY) sedang dalam proses rekaman album “Ambang Kepunahan” yang kemudian diproduksi oleh Irvan Sembiring dan Krisna J. Sadrach dan diedarkan oleh Rotorcorp/Musica Studio secara Nasional. 
    
     Hampir seluruh lagi digarap oleh L.T.F. dengan Arie sebagai penulis lirik. Dalam album ini banyak bertemakan kematian, keputusasaan dan kritik sosial yang bernuansa gelap, serta menyelipkan tema politik yang sedang hangat waktu itu, yakni dalam lagu “Reformasi (Gagal) Total…131198”. Dalam lagu yang berjudul “asa”, dikemas dengan hal yang berbeda. Bertemakan yang cukup gelap dengan music style “doom” dengan tempo lambat serta hiasan keyboard dari awal sampai akhirnya serta ditutup dengan coda piano. Sedangkan “triple sicks” dan “muak” adalah lagu yang berdurasi sangat pendek, hanya 15 detik dan 25 detik saja. 
     
     Dalam lagu “Ambang Kepunahan” dimuat pula guest vokalis, Nino Trauma. Bobby yang tidak lain adalah bassist, hengkang dari PURGATORY padahal mereka baru menyelesaikan 2 buah lagu dan masih ada 13 lagu lagi yang harus diselesaikan. Akhirnya dilanjutkan oleh BONE (yang menggantikan posisi ENTI) dan itu berlangsung sampai tour album. Jadi, pada waktu itu mereka mengganggap Bobby sebagai aset yang sangat berharga dan mereka tidak mau kehilangan kekuatan itu, jadi kami tipu penonton dengan Bobby bertopeng (padahal itu adalah Bone) yang aksi panggungnya dimirip-miripkan dengan Bobby. 
    
     Topeng yang BONE gunakan berlangsung sampai tahun 1999 yang kemudian digantikan oleh ENTI (dengan bertopeng juga). Ide topeng & body painting berkembang kemudian dijadikan sebagai ide segar. Topeng dan body painting ini memiliki makna penampakan diri yang tidak baik (negative) dalam diri seseorang. Dan ide ini tidak luput dijadikan pula sebagai sebuah strategi untuk menyita perhatian penonton, yang dulu banyak orang menyangka PURGATORY bubar. Dari sanalah mereka akhirnya memutuskan untuk selalu bertopeng dan body painting digunakan dalam setiap penampilan PURGATORY. Dalam kurun waktu antara tahun 1999-2001, tepatnya mulai pertengahan 1999 PURGATORY sempat mengalamu kevakuman.

     Pada pertengahan tahun 2001, PURGATORY (L.T.F., AL, DIE, SANDMAN & MAD-MOR) sepakat mau menggarap album baru dengan dana yang sangat minim. Akhirnya mereka memutuskan untuk membuat demo album dulu, merecord sendiri menggunakan Komputer pribadi L.T.F. Mereka berhasil membuat 2 lagu baru, Dragdown & Pathetic ditambah meremix 1 lagu lama, Inferno (dalam album Ambang Kepunahan).

     Pada September 2002, mereka memberanikan diri untuk membuat videoclip dari lagu Pathetic yang didirekturi oleh Khrisna Anggara dan Bounty Umbara serta disutradari oleh Anggy. Mereka memilih lokasi di daerah Cassablanca yang dimodeli oleh Fajar Badaruzaman. Proses sutingnya seharian penuh. Siang harinya suting film (sesi cerita) dan malamnya suting sesi bandnya. Videoclip ini baru selesai bulan Januari 2003. Yang kemudian dimasukkan kedalam album demo tersebut. Album demo tersebut kemudian dikasihkan pada Ronnie Zhabreak dan ternyata banyak memiliki kekurangan, yang hasilnya kurang bagus dan harus ditake ulang. Semua aktivitas tersebut dilakukan di Home Studio Ronnie.

     Album demo ini sempat diperbanyak menjadi 400 kali kopi dalam format CD yang dijual 6000 rupiah perbuahnya. Disusul kemudian mereka membuat pula lagu Impious dan Hipocrishit. Setelah album dirilis barulah kami tayangkan di MTV, walaupun videoclip itu sebenarnya sudah banyak yang tahu karena dijadikan demo album untuk mempresentasikan PURGATORY ke semua label di Jakarta pada tahun 2001 seperti; Prosound, EMI, BMG, Musica, Alfa Record, Reswara sampai ke SONY, namun kemudian mereka mumutuskan untuk berindie dengan label ZR Record dan mendistribusikannya melalui Progressive Rock SONY (PRS) dibawah naungan SONY Musica Indonesia. Videoclip yang kedua yang berhasil dibuat PURGATORY diambil dari lagu “Oblivious Insanity”nya. Direkturnya oleh Khrisna Anggara. Bedanya dengan videoclip sebelumnya adalah pembuatannya yang dilakukang dengan dana yang minim. Jumlah suting adalah 4 hari, 3 hari untuk sesi ceritanya (karena lokasinya banyak) dan 1 hari untuk sesi bandnya yang berlokasi di Blewah Studio.

     Karena dana yang minim tersebut, beberapa efek dilakukan dengan berbagai kreasi. Antara lain efek gunsmoke (alat untuk efek asap) yang biasanya digunakan dalam pembuatan videoclip, aksi panggung dan efek asap ketika di film-film menggunakan kemenyan. Bahkan mereka mengakui, ketika selesai sesi suting mata beberapa personil mengalami kesakitan, merah-merah dan berair serta ruangan yang berbau asap kemenyan berhari-hari. Mereka bertemu dengan Ronnie Zhabreak (ZR Record) ketika sedang membuat demo album.

     Awalnya Ronnie hanya berniat menjadi Sound Engeneer, namun dengan berbagai pertimbangan akhirnya dialah yang kemudian setuju untuk memproduseri PURGATORY dan dari sanalah lahirnya ZR Record yang kemudian menjadi label PURGATORY yang bersamaan dengan dirilisnya sebuah album penuh kedua “7:171” yang didistributori oleh Sony Music Indonesia. Dalam cover album ini, PURGATORY mempercayakannya pada THOVA “ENDONESTUFF” dengan konsep dari PURGATORY dan THOVA sendiri. Dalam pembuatan lagu “Paranoia”, PURGATORY berkolaborasi dengan Eet “Edane” Syachrani dan Bonita. Mereka diperkenalkan oleh Eet “Edane” Syachrani oleh Ronnie ZR yang tidak lain adalah Sound Enggineer dalam album 7:172 yang kebetulan juga Sound Enggineernya Edane.

     Sedangkan Arie Tulanx adalah mantan vokalis PURGATORY dalam album “Ambang Kepunahan” yang kemudian membantu mengisi sedikit dalam lagu “Sanctimonious” dengan suara growlnya. Tahun 2004, band ini juga menyertakan lagu Dragdown (pada album “7:172”) dalam album kompilasi “Metaloblast” yang diproduksi oleh Morbid Noise Record/Reswara Record. Ditahun berikutnya, tahun 2005 mereka juga menyertakan lagu berjudul “Inside You” khusus dibuat untuk OST Gerbang 13 dan dalam tahun dan lagu yang sama menyertakannya dalam album kompilasi “Revolution of Sound” yang diproduksi oleh ZR Production dengan distributor oleh Sony Musica Indonesia.

     Masih dalam tahun 2005, lagu “M.O.G.S.A.W.” terpilih mengisi album kompilasi “Planet Rock” yang diproduksi oleh Sony Musica Indonesia. Pada tanggal 26 Juni, 3 Juli dan 16 Juli 2005 PURGATORY sempat mengisi acara di Pekan Raya Jakarta (PRJ). Pada waktu itu formasi band ini adalah SANDMAN sebagai vokal scream & turn tables, MAD-MOR sebagai vokal growl-scream, L.T.F. sebagai gitaris 1, DIE sebagai gitaris 2, BONE sebagai bassist, AL sebagai drummer & loops, dan D’JACKAL sebagai DJ, turn tables, samples & keys.

     Format terakhir dari band ini adalah SANDMAN sebagai vokal scream, MAD-MOR sebagai vokal growl-scream, L.T.F. sebagai gitaris 1, BAD-ART sebagai gitaris 2, BONE sebagai bassist, D’JACKAL sebagai scratches & keys dan AL sebagai drummer & samples. Dengan formasi ini pula, lagu yang berjudul “Downfall : The Battle of Uhud” diikutsertakan dalam album kompilasi kerjasama Alfa Record bersama band-band metal Internasional, seperti : Napalm Death, Lacuna Coil, God Forbid, Shadows Fall, Step Forward, Load dan lain-lain.

     Lagu tersebut merupakan salah satu lagu yang diambil dari album “Beauty Lies Beneath” Album “Beauty Lies Beneath” diproduksi dan didistribusikan secara independent yang dirilis pada tahun 2006 dengan menggunakan label bernama Grim Record dan Dragdown Record. Album ini diproduksi sebanyak 1000 kali kopi dalam bentuk CD dan hanya beredar di JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) serta Bandung. Seiring perkembangan waktu, mereka mulai menyadari semakin meruncingnya pembentukan karakter pada band ini, semakin mengarahkan para personilnya untuk “saling menjebakkan diri” kedalam sebuah konsep yang sama.

     Konsep tersebut adalah Islam. Meskipun latar belakang tema Islam yang dibawa band ini ada sejak dari menamaan judul lagu “Sakaratul Maut” pada album kompilasi “Metalik Klinik I”. Yang kemudian dilanjutkan dalam penamaan album “7:172” yang diambil dari sebuah Surah dalam Al-Qur’an, Al-A’raf ayat 172, lagu M.O.G.S.A.W, serta berbagai lagu yang terdapat dalam album “Beauty Lies Beneath”.
    
     Para pendengar lagu dan syair PURGATORY dikalangan Underground (metal) adalah mereka yang mengenal PURGATORY dari suguhan komposisi lagu dan tampilan visual yang dikemas sedemikian rupa atau dari penyampaian yang terungkap pada sya’ir-sya’ir lagu atau salah satu dari keduanya atau bahkan keduanya, mereka tersebut kerap dinamakan sebagai MOGERZ (dulu MOGERS) hal ini dibuktikan dengan dibuatnya sebuah grup dalam facebook yang berjudul PURGATORY’S OFFICIAL GROUP OF MOGERZ.
    
     PURGATORY juga membatasi tampil di tengah komunitas Underground karena dampak dari tidak spesifiknya genre kemasan musik/tampilan, terlebih lagi dengan adanya batasan-batasan konsep beragama. Dengan batasan-batasan prinsipnya ini, PURGATORY tidak mungkin tampil ditempat-tempat tertentu. Namun hal tersebut sekarang dapat ditampik, dengan banyaknya penampilan PURGATORY dari berbagai acara. Hal ini dikarenakan ada persepsi dan cara pandang yang sama antara PURGATORY dengan beberapa band metal lainnya, seperti Tengkorak, Kodusa, Aftermath, End of Journey, dan lain-lain dengan membuah sebuah komunitas baru, bernama “METAL SATU JARI”.



Kontroversi nama band

Nama Purgatory diambil dari salah satu film horor yang berjudul A Nightmare on Elm Street dengan ikon horrornya yaitu Freddy Krueger.
Purgatory sendiri di kamus berarti "tempat penyucian dosa". Yang bagi pengertian Islam berarti, neraka "WAIL", yaitu neraka tempat orang2 berdosa (sebelum mereka boleh masuk surga) tapi masih ada iman kepada ALLAH SWT dihatinya. Ini dipelajari dari surah Al-Ma'uun, ayat "Fa wailul lil musholliin...."
Pada September tahun 2002 band ini sudah mulai aktif lagi membuat lagu dan pada saat itu baru ada 3 lagu. Purgatory sempat juga membuat video klip dengan dana kolektif. Dengan formasi baru Al, L.T.F., Amor, Die, Nti, Buday. Band ini pun sempat bikin single dari 3 lagu itu dan single itu dikasihkan ke Rony dan ternyata lagu tersebut banyak sekali kekurangan, yang hasilnya kurang bagus dan harus take ulang lagi, sembari membuat materi lagu baru. Kesemua aktivitas itu dilakukan di Home Studio Ronny.
Ditahun 2003 kemudian aliran musik yang dibawakan adalah metal tapi metal yang dalam arti pendewasaan seperti yang kalian dengar di album terbaru mereka 7:172, berbeda dengan yang sebelumnya. Album Purgatory sekarang dibawah label ZR Production dan titip edar di Sony Music Indonesia.

Anggota terakhir

  • L.T.F - Gitar
  • Al - Drum
  • Madmor - Vokal
  • Bone - Bass
  • Sandman - Vokal
  • D'Jackal - DJ/ Sampling/ Programming
  • BadArt - Gitar

Mantan anggota

  • Arief - Gitar (1992)
  • Hendri - Bass/Vokal (1992 - 1994)
  • Erick - Gitar (1993)
  • Heila - Gitar (1994)
  • Bobby - Gitar (1994 - masuk kembali 1999)
  • Arie - Vokal (1994 - 2000)
  • Ilan - Bass (1998)
  • Ntie - Bass (2001 - 2005)

Trivia

  • Pertama kali dibentuk PURGATORY bergenre “death metal”, kemudian berubah menjadi “nu metal”
  • Topeng dan body painting dikerjakan sendiri sesuai dengan kreasi masing-masing dengan dibantu oleh tim ENDONE dan teman-teman lainnya.
  • Semua lirik ditulis oleh SANDMAN dan di aransemen ulang oleh PURGATORY. Inspirasinya dari kehidupan sehari-hari, pengalaman pribadi, sosial, makhluk di sekitar, semua yang dilihat, dengar, rasa dan terutama Pencipta Alam Semesta.
  • Dalam lagu “55:13”, inspirasinya dikutip dari Al-Qur’an dalam Surah Ar-Rahman ayat 13, yang artinya “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Then which favours of God will you deny?)
  • Dalam lagu “Downfall : The Battle of Uhud”, inspirasi didapat dari cerita dalam Perang Uhud yang terjadi pada zaman kekhalifahan Rasulullah SAW.
  • Lagu “Inside You” yang menjadi OST Gerbang 13 pada tahun 2005, di tambahkan sebagai bonus track dalam remastering version album 7:172 serta menambahkan pula lagu “Hipocrite” yang diaransemen ulang dan merupakan versi akustiknya lagu “Hipocrishit” dalam album 7:172 versi terdahulu.
  • MOGERZ (dulu MOGERS) merupakan sebutan bagi pendengar dan penikmat lagu PURGATORY, diharapkan pula merupakan “pecinta” Rasulullah SAW.
  • M.O.G.S.A.W. merupakan singkatan dari Messenger of God Sallallahu ‘Alayhi Wassalam, yang maknanya adalah Penyampai Wahyu Allah dan lebih kita kenal dengan Muhammad, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam.
  • L.T.F. pernah menjadi peran pembantu dalam sebuah sinetron dan berperan menjadi anak metal.
  • L.T.F. dan Al pernah menjadi model videoclip Gigi dalam lagu Oo…oo…oo…, mereka berperan sebagai musisi yang sedang diaudisi oleh Gigi. (sumber)

Kepribadian Ganda

Mungkin tidak ada orang yang benar-benar bisa memahami masalah kepribadian ganda. Sebelum abad ke-20, gejala psikologi ini selalu dikaitkan dengan kerasukan setan.

Namun, para psikolog abad ke-20 yang menolak kaitan itu menyebut fenomena ini dengan sebutan Multiple Personality Disorder (MPD). Berikutnya, ketika nama itu dirasa tidak lagi sesuai, gejala ini diberi nama baru, Dissociative Identity Disorder (DID).

http://gama88.files.wordpress.com/2010/07/alter_ego_by_xx_ra_xx.jpg

DID atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki nama dan karakter yang berbeda.

Mereka yang memiliki kelainan ini sebenarnya hanya memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas yang memiliki cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda-beda.

Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil.

Untuk memahami bagaimana banyak identitas bisa terbentuk di dalam diri seseorang, maka terlebih dahulu kita harus memahami arti dari Dissociative (disosiasi).

Disosiasi
Pernahkah kalian mendapatkan pengalaman seperti ini, ketika sedang bertanya mengenai sesuatu hal kepada sahabat kalian, kalian malah mendapatkan jawaban yang tidak berhubungan sama sekali. Jika pernah, maka saya yakin, ketika mendapatkan jawaban itu, kalian akan berkata "Nggak nyambung!".

Disosiasi secara sederhana dapat diartikan sebagai terputusnya hubungan antara pikiran, perasaan, tindakan dan rasa seseorang dengan kesadaran atau situasi yang sedang berlangsung. Dalam kasus DID, juga terjadi disosiasi, namun jauh lebih rumit dibanding sekedar "nggak nyambung".

Proses terbentuknya kepribadian ganda
Ketika kita dewasa, kita memiliki karakter dan kepribadian yang cukup kuat dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Namun, pada anak yang masih berusia di bawah tujuh tahun, kekuatan itu belum muncul sehingga mereka akan mencari cara lain untuk bertahan terhadap sebuah pengalaman traumatis, yaitu dengan Disosiasi.

Dengan menggunakan cara ini, seorang anak dapat membuat pikiran sadarnya terlepas dari pengalaman mengerikan yang menimpanya.

Menurut Colin Ross yang menulis buku The Osiris Complex (1995), proses disosiasi pada anak yang mengarah kepada kelainan DID terdiri dari dua proses psikologis. Kita akan mengambil contoh pelecehan seksual yang dialami oleh seorang anak perempuan.

Proses Pertama,
Anak perempuan yang berulang-ulang mengalami penganiayaan seksual akan berusaha menyangkal pengalaman ini di dalam pikirannya supaya bisa terbebas dari rasa sakit yang luar biasa.

Ia bisa mengalami "out of body experience" yang membuat ia "terlepas" dari tubuhnya dan dari pengalaman traumatis yang sedang berlangsung.


Ia mungkin bisa merasakan rohnya melayang hingga ke langit-langit dan membayangkan dirinya sedang melihat kepada anak perempuan lain yang sedang mengalami pelecehan seksual. Dengan kata lain, identitas baru yang berbeda telah muncul.

Proses Kedua,
Sebuah penghalang memori kemudian dibangun antara anak perempuan itu dengan identitas baru yang telah diciptakan. Sekarang, sebuah kesadaran baru telah terbentuk. Pelecehan seksual tersebut tidak pernah terjadi padanya dan ia tidak bisa mengingat apapun mengenainya.

Apabila pelecehan seksual terus berlanjut, maka proses ini akan terus berulang sehingga ia akan kembali menciptakan banyak identitas baru untuk mengatasinya.

Ketika kebiasaan disosiasi ini telah mendarah daging, sang anak juga akan menciptakan identitas baru untuk hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengalaman traumatis seperti pergi ke sekolah atau bermain bersama teman.

Salah satu kasus kepribadian ganda yang ternama, yaitu Sybil, disebut memiliki 16 identitas yang berbeda.

Menurut psikolog, jumlah identitas berbeda ini bisa lebih banyak pada beberapa kasus, bahkan hingga mencapai 100. Masing-masing identitas itu memiliki nama, umur, jenis kelamin, ras, gaya, cara berbicara dan karakter yang berbeda.

Setiap karakter ini bisa mengambil alih pikiran sang penderita hanya dalam tempo beberapa detik. Proses pengambilalihan ini disebut switching dan biasanya dipicu oleh kondisi stres.

Ciri-ciri pengidap kepribadian ganda
Bagaimana cara kita mengetahuinya? Jawabannya adalah pada identitas yang menyertai perubahan penampilan atau emosi tersebut.

Misalkan teman kalian yang suka mengubah penampilan atau sering mengalami perubahan emosi tersebut bernama Edward. Jika ia mengubah penampilan atau mengalami perubahan emosi dan masih menganggap dirinya sebagai Edward, maka ia bukan penderita DID.


Untuk mengerti lebih dalam bagaimana cara membedakannya, lihat 4 ciri di bawah ini. Jika di dalam diri seseorang terdapat 4 ciri ini, maka bisa dipastikan kalau ia mengidap DID atau kepribadian ganda.

Ciri-ciri tersebut adalah :
1) Harus ada dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda di dalam diri orang tersebut.

2) Kepribadian-kepribadian ini secara berulang mengambil alih perilaku orang tersebut (Switching).


3) Ada ketidakmampuan untuk mengingat informasi penting yang berkenaan dengan dirinya yang terlalu luar biasa untuk dianggap hanya sebagai lupa biasa.


4) Gangguan-gangguan yang terjadi ini tidak terjadi karena efek psikologis dari substansi seperti alkohol atau obat-obatan atau karena kondisi medis seperti demam.


Dari 4 poin ini, poin nomor 3 memegang peranan sangat penting.

98 persen mereka yang mengidap DID mengalami amnesia ketika sebuah identitas muncul (switching). Ketika kepribadian utama berhasil mengambil alih kembali, ia tidak bisa mengingat apa yang telah terjadi ketika identitas sebelumnya berkuasa.

Walaupun sebagian besar psikolog telah mengakui adanya kelainan kepribadian ganda ini, namun sebagian lainnya menolak mengakui keberadaannya. Mereka mengajukan argumennya berdasarkan pada kasus Sybill yang ternama.

Kasus Sybil Isabel Dorsett
Salah satu kasus paling terkenal dalam hal kepribadian ganda adalah kasus yang dialami oleh Shirley Ardell Mason. Untuk menyembunyikan identitasnya, Cornelia Wilbur, sang psikolog yang menanganinya dan menulis buku mengenainya, menggunakan nama samaran Sybil Isabel Dorsett untuk menyebut Shirley.


Dalam sesi terapi yang dilakukan oleh Cornelia, terungkap kalau Sybil memiliki 16 kepribadian yang berbeda, diantaranya adalah Clara, Helen, Marcia, Vanessa, Ruthi, Mike (Pria), Sid (Pria) dan lain-lain.

Menurut Cornelia, 16 identitas yang muncul pada diri Sybil berasal dari trauma masa kecil akibat sering mengalami penyiksaan oleh ibunya.

Kisah Sybil menjadi terkenal karena pada masa itu kelainan ini masih belum dipahami sepenuhnya. Bukunya menjadi best seller pada tahun 1973 dan sebuah film dibuat mengenainya.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya, keabsahan kelainan yang dialami Sybil mulai dipertanyakan oleh para psikolog.

Menurut Dr.Herbert Spiegel yang juga menangani Sybil, 16 identitas yang berbeda tersebut sebenarnya muncul karena teknik hipnotis yang digunakan oleh Cornelia untuk mengobatinya. Bukan hanya itu, Cornelia bahkan menggunakan Sodium P*****hal (serum kejujuran) dalam terapinya.

Dr.Spiegel percaya kalau 16 identitas tersebut diciptakan oleh Cornelia dengan menggunakan hipnotis. Ini sangat mungkin terjadi karena Sybil ternyata seorang yang sangat sugestif dan gampang dipengaruhi. Apalagi ditambah dengan obat-obatan yang jelas dapat membawa pengaruh kepada syarafnya.

Kasus ini mirip dengan penciptaan false memory dalam pengalaman alien abduction. Pendapat Dr.Spiegel dikonfrimasi oleh beberapa psikolog dan peneliti lainnya.

Peter Swales, seorang penulis yang pertama kali berhasil mengetahui kalau Sybil adalah Shirley juga setuju dengan pendapat ini. Dari hasil penyelidikan intensif yang dilakukannya, ia percaya kalau penyiksaan yang dipercaya dialami oleh Sybil sesungguhnya tidak pernah terjadi.

Kemungkinan, semua ingatan mengenai penyiksaan itu (yang muncul karena sesi hipnotis) sebenarnya hanyalah ingatan yang ditanamkan oleh sang terapis, Cornelia Wilbur.

Jadi, bagi sebagian psikolog, DID tidak lain hanyalah sebuah false memory yang tercipta akibat pengaruh terapi hipnotis yang dilakukan oleh seorang psikolog. Tidak ada bukti kalau pengalaman traumatis bisa menciptakan banyak identitas baru di dalam diri seseorang.

Menurut Dr.Philip M Coons, "Hubungan antara penyiksaan atau trauma masa kecil dengan Multiple Personality Disorder sesungguhnya tidak pernah dipercaya sebelum kasus Sybil."

Pengetahuan mengenai kepribadian ganda banyak disusun berdasarkan kasus Sybil. Jika kasus itu ternyata hanya sebuah false memory, maka runtuhlah seluruh teori disosiasi dalam hubungannya dengan kelainan kepribadian ganda. Ini juga berarti kalau kelainan kepribadian ganda sesungguhnya tidak pernah ada.

Perdebatan ini masih terus berlanjut hingga saat ini dan kedua pihak memiliki alasan yang sama kuat. Jika memang DID benar-benar ada dan hanya merupakan gejala psikologi biasa, mengapa masih ada hal-hal yang masih belum bisa dijelaskan oleh para psikolog?


sumbernya

Monday, August 29, 2011

Inilah “METALISLAM”, Group Musik Underground Yang Islami


     Jangan ngaku metal kalau nggak shalat. Ketika Islam berfungsi sebagai kendali, banyak anak metal di komunitas underground menjemput hidayah. Mereka tidak menolak modernisasi, tapi menjegal westernisasi. Ada komitmen yang dibangun: No Drugs, No Alcohol, No Violence dan No Free sex. Just Metal.

     Menjelang malam, anak-anak metal itu sudah berkumpul di pelataran Gedung Rossi Musik di Jalan Fatmawati No. 30, Jakarta Selatan untuk menyaksikan pagelaran musik sekaligus penggalangan dana untuk Palestina. Konser musik yang bertajuk ”Urban Garage Festival” itu diorganize oleh Berandalan Puritan dan Mogers Infantry.
     Saat menanti band kesayangan mereka, azan Maghrib berkumandang. Siapa nyana, sebagian dari mereka berbondong-bondong menuju masjid, lalu segera membasuh wajah-wajah kumel itu dengan air wudhu. Sabili turut menyaksikan, anak-anak metal tengah merapikan shaftnya untuk shalat berjamaah. ”Sebagian dari mereka, anak-anak Mogers, sebuah komunitas fans band metal legendaris Purgatory,” kata salah seorang komunitas underground.
    
     Performance mereka memang eksentrik dan tampak cuek. Sekilas, seperti individu yang tak mau tahu dengan urusan agama. Tapi, lihatlah paradigma baru anak Metal hari ini. Mereka mulai bangga menunjukkan jatidirinya sebagai Muslim sejati. Jangan ngaku anak metal, kalau nggak shalat. Jangan sok metal kalau masih suka mabok (ngedrugs) dan free sex. ”Menyedihkan banget, jika anak metal malu menunjukkan identitasnya sebagai muslim. Karena gengsi, mau shalat saja, bilangnya mau ke depan untuk beli rokok,” tukas Bonty, salah seorang personil Purgatory.

     Tak dipungkiri band metal lahir dari peradaban Barat yang bobrok. Peradaban itu memengaruhi jiwa anak-anak muda yang gelap. Mereka larut menjadi individu yang bingung menatap masa depan, tertipu oleh propaganda sesat kaum laknat, hingga menjadi pemuja setan, syahwat, anti kemapanan, bahkan mengabaikan Tuhan. Ketika hidayah Islam datang, pondasi itu terguncang. Anak-anak Metal yang terlahir sebagai Muslim, mulai menyadari, bahwa mereka secara kultur dan karakter sudah dijadikan ’hamba-hamba sahaya’ yang terjajah. Eksistensi tumbuh, ketika Islam menjadi ideologi, kesadaran baru dan amaliyah mereka.

     Adalah Tengkorak dan Purgatory, dua kelompok band metal paling senior dan legendaris di kalangan underground, tampil sebagai pendobrak yang mengguncang ideologi band cadas keluar dari pakemnya, yakni dengan menjadikan Islam sebagai nafas hidup mereka. Eksistensi ”sang legend” sebagai agen perubahan menginspirasi generasi metal selanjutnya. Sebut saja seperti The Roots of Madinah, Punk Muslim, AfterMath, Keep it True, Stranded, Qishash, Salameh Hamzah, dan Barat Hijau Indonesia.

     Kesatuan visi inilah yang mempersaudarakan mereka sebagai komunitas yang unik dan berbeda. Dari sinilah tercetus “Urban Garage Festival”, semacam forum mereka untuk berkumpul dan berkreasi, bahkan berdakwah dengan pendekatan yang mereka pahami. Dalam kapasitas itu, mereka tak sekadar tampil sebagai musisi beraliran cadas, melainkan juga sebagai dai.

Kontra Kultur
     Teman-teman aktivis harokah mungkin merasa aneh dengan fenomena baru ini. Namun, bagi yang belum mengenal komunitas ini dari dekat, jangan su’udzan dulu, apalagi melempar tuduhan anak metal melecehkan Islam. Sedikit yang tahu, bahwa anak metal pun berdakwah. Komunitas metal ini memang berbeda dengan komunitas metal yang lain. Mereka berniat untuk membentuk genre baru ke arah yang lebih Islami. Pertanyaan pun muncul, ini kebangkitan atau degradasi? Kok Muslim ”bermetal-metal ria”?

    Wawan, vokalis Aftermath, pernah berkonsultasi dengan rekan seniornya seputar stigma buruk yang dilekatkan pada musisi metal muslim. ”Setelah berkonsultasi, saya mendapat jawaban, bahwa segala sesuatu bergantung niatnya. Saya melihat fenomena ini sangat positif. Apakah salah kalau kami mendekati ajaran-ajaran yang mendekati sang Khalik ke arah yang lebih Islami melalui musik? Saya sendiri lahir dari keluarga Muslim,” ungkap Wawan yang juga seorang enginer.

     Berangkat sebagai musisi, Wawan mengakui, sebatas inilah kontribusi yang bisa ia berikan untuk sementara waktu. ”Jika hari ini kami memperjuangkan Islam dengan mick dan gitar, kelak kami akan berjihad di jalan Allah dengan pedang dan senjata. Inilah cara kami memberi makan kepada jiwa ini melalui musik. Sebagai Muslim, tentu kami memimpikan tatanan dunia baru, di bawah kepemimpinan Islam dan khilafah,” ujar Wawan bersemangat.

     Menurut penggagas Urban Garage Festival, Thufail al Ghifari, yang juga vokalis The Roots of Madinah, kegiatan bermusik ini ingin membangun sebuah kontra-kultur untuk membuktikan, bahwa di komunitas ini ruangnya positif, band-bandnya pun bicara atas dasar Islam. ”Kita berangkat dari seorang Muslim yang punya visi untuk membangun komunitas musisi metal yang jauh dari drugs, alcohol, dan free sex. Inilah niat dan tujuan kami. Kita ingin mengembalikan identitas Indonesia atau ketimuran. Jangan berlagak Amrik. Kita Metal, tapi ada filter, tidak sampai tercerabut ketimuran kita sebagai jatidiri.”
    
     Senada dengan vokalis Tengkorak, Ombat. ”Penjajahan budaya oleh Barat memang lewat musik metal kayak gini, musik underground yang notebene keras dan brutal. Terus terang, saat ngeband, kita banyak lupanya, ya lupa shalat, lupa diri dan segala macam. Tapi, saat kita sadar, tatkala generasi ini menjadi santapan empuk zionis, maka inilah moment untuk mengubah paradigma lama menuju paradigma baru. Ngeband, tapi tetap menjalankan shalat lima waktu, dan rukun Islam lainnya.”

     Sejak metal lahir, kata Ombat, propaganda satanisme menjadi momok dan berkembang pesat di seluruh dunia. Ibarat di Medan Perang, jika musuh memerangi dengan senjata, maka harus dilawan dengan senjata. Begitu juga, jika musuh memerangi generasi muda dengan metal, maka kita lawan dengan metal pula. ”Melalui metal, kita bisa lakukan kickback,” kata Ombat.

      Bonty, personil Purgatory, berpendapat, dulu walisongo pun menyampaikan pesan dakwah dan syiar Islam dengan menggunakan wayang, sekarang eranya Metal sebagai media. ”Yang jelas, gue prihatin, jika generasi Islam di Timur Tengah malah bermetal ria dengan westernisasi-nya, sedangkan Purgatory justru ingin memanfaatkan Metal.”

      Sebagai musisi Muslim, konsep yang diusung Purgatory dalam bermusik cuma satu, yakni Islam. Prisipnya, Islam bukan dibawa ke dalam metal, tapi Islam itu dasar dari semua hal. ”Apapun yang kita lakukan harus berdasarkan Islam. Artinya, ketika bermusik, tidak pake yang haram-haram. Pendekatan dakwah kami, nggak pake setting ala kelompok tarbiyah. Kuncinya adalah silaturahim. Biasanya, suatu komunitas tidak akan kuat, kalau silaturahimnya lemah,” tandas Bonty.

     Gitaris Purgatory ini juga mempertanyakan, jika pakem underground itu anti sistem, tapi kenapa mereka membuat sistem sendiri, seolah kalau metal harus mabok. Bagi anak band, awalnya, agama memang dianggap sebagai sesuatu hal yang privacy (pribadi). Komunitas Purgatory yang dinamakan Mogers sendiri, bukan orang-orang hebat dalam beragama. ”Kami lebih tepat disebut orang yang hijrah. Di komunitas ini, kami ingin mengajak agar generasi muda kembali pada Islam, dan mau mempelajari agamanya sendiri. Apa yang kita sampaikan ke public tentang Islam adalah apa yang kita tahu saja dan sudah dibuktikan. Yang jelas, kita tidak mau melakukan hal yang sia-sia. Kita hanya ingin belajar.”

     Pernah ada yang meledek Purgatory dengan pendekatan dakwahnya yang unik. ”Ngapain loh ngajak anak-anak yang sudah berantakan. Padahal untuk menolong orang yang tenggelam itu harus nyemplung. Apalagi pengetahuan agama mereka diakui sangat kurang,” kata Bonty berfalsafah.

     Pendekatan yang sama dilakukan Ahmad Zaki yang selama ini membina komunitas Punk Muslim. ”Ketika fase jemu, bingung itu menyatu, saya mencoba memberikan banyak alternatif dan energi positif. Ternyata mereka welcome  dan punya keinginan untuk bertobat dan merubah diri. Sebagian ada yang berubah drastis 80 derajat, ada juga yang baru 45-60 derajat.”

     Diakui Zaki, belakangan komunitas Punk Muslim banyak mengislamkan teman-teman punk di jalanan. ”Sejak menjadi Muslim, beberapa diantara mereka, ada yang meninggalkan kebiasaan Mohawk (gaya rambut berdiri) dan piercing (tindik di sejumlah anggota tubuh). Bahkan, diantara mereka, ada yang nekad menghilangkan tato dengan menggunakan soda api atau PK, kendati resikonya bisa merusak kulit mereka,” ungkap Zaki.

Metal pun Berdakwah
     Ingin tahu, pendekatan dan model dakwah yang dilakukan komunitas metal yang satu ini? Hasil pengamatan Sabili di sarang underground, komunitas ini memang berbeda. Dalam hal performance, kaos-kaos distro yang mereka yang kenakan, terutama beberapa vokalis-nya, justru menunjukkan militansi dengan identitas keislamannya. Misalnya saja, kata Allahu Akbar (dalam bahasa Arab) pada kaos mereka. Pekikan Allahu Akbar mewarnai ”Urban Garage Festival” malam itu.

      Lirik-lirik yang mereka muntahkan lewat musik cadas ini sebagian besar mengecam sikap barbar Barat dan zionis Israel terhadap umat Islam di Palestina dan dunia Islam. Satu hal, mereka sangat membenci kemunafikan. Beberapa lirik mereka, ada yang terkesan ”utopia”, sebuah kerinduan tentang khilafah.

     Juga lihatlah teaterikal yang diperlihatkan personil Purgatory dengan topeng ”monsternya” di atas panggung. Band metal mana  yang melafadzkan kalimah syahadat, selain yang satu ini. Asyhadualla, ilaaha illallah. Waasyhadu anna Muhammadarrasulullah. Nyeleneh? Tidak. Mereka tidak sedang melecehkan Islam. Inilah cara dakwah dan syiar Islam yang mereka  pahami. Bukan hanya syahadat, mereka mengajak fans yang hadir untuk bersholawat.

     Yang menarik, Ombat, sang vokalis band Tengkorak, tak sungkan mengajak istrinya yang berjilbab bergabung di komunitas ini. Saat berinteraksi, Ombat, bukan sekadar growling (suara mengeram khas Metal), tapi layaknya dai yang berdakwah. Ia mengajak anak-anak muda untuk bangga sebagai muslim dan tidak meninggalkan shalat lima waktu. Bahkan ia mengajak komunitasnya untuk mengubah posisi tangan metal dengan telunjuk ke arah langit, sebagai simbol ketauhidan.

     Awalnya mungkin ikut-ikutan, tapi kelak kesadaran baru itu tumbuh.  Ombat yakin, komunitas  metal muslim ini akan menjadi sebuah jamaah yang besar. ”Ini semua karena hidayah dari Allah. Sesama Muslim, sejatinya saling menasehati. Tak soal, jika bermula dari skala kecil lebih dulu. Jika berangkat dari yang besar, biasanya cepat tenggelam. Tapi kalau dipupuk, dari kecil hingga besar susah punahnya. Inilah tonggak awal, sejarah baru dari sebuah komunitas yang menjadikan Islam sebagai ideologi. Harus diakui, dulu kita pernah jadi korbannya, maka hari ini kita tunjukkan, kita metal, tapi tetap punya otak, punya akidah,” ujar lelaki botak yang berprofesi sebagai pengacara dari LBH Muslim ini.

     Bagaimanapun, harokah Islam harus menghargai ”ijthad” anak-anak metal yang ingin menjadikan Islam sebagai pondasi mereka dalam bermusik. Apalagi, ketika sebagian uang dari setiap lembar tiket yang terjual dalam konser musik itu disumbangkan untuk perjuangan rakyat Palestina. Subhanallah. Siapa nyana, dibalik ruang yang pengap, masih ada yang menyerukan kebajikan, kendati dengan cara mereka sendiri. Tak terbayangkan, di sebuah komunitas underground, ada pelita yang menerangi jiwa-jiwa yang gelap. Ketika Islam menjadi nafas hidupnya, militansi mereka tak kalah dahsyat dengan aktivis harokah yang ada. Insya Allah. (sumber)