MEMILIKI, pasangan (dulunya) dan akhirnya kini hanya menjadi sebuah pengalaman dari kisah berkasih dengan lawan jenis menjadikan diri ini cukup mampu menikmati kesendirian. Karena hati dan perasaan sudah cukup mampu menikmati sisa2 kebahagiaan dari apa yang dulu pernah dirasakan. "Memiliki" sesuatu yang mungkin dan terbukti sekarang telah menjadi milik orang lain (yang mungkin lebih tepat / sesuai pada saatnya).
DIMILIKI, oleh seseorang (dulunya) juga merupakan suatu kebanggaan. Dengan menjadi bagian dari tawa, canda, duka, dan bahagianya seorang yang mencintai kita, kita merasa bertanggung jawab menjaga kepercayaan atas perasaan dan harapannya. Namun apalah arti sebuah tanggung jawab jika ujungnya seseorang itu memilih orang lain untuk "dimiliki" dan bukan kita lagi, itu membuat kita semakin tau apa yang sebenarnya seseorang itu ingini. Ia tidak menginginkan kita menjadi masa depannya melainkan menginginkan kita menjadi masa lalunya.
KEHILANGAN, seseorang yang kita sayangi (kekasih), bukanlah akhir dari kebahagiaan. Tapi cuma jeda dari rasa puas, nikmat, kesenangan dan kebahagiaan selama ini. Suatu saat 'jeda' itu pasti akan usai dan berganti 'mulai' dengan sesuatu yang lain yang mungkin bisa lebih dari yang kemarin atau paling tidak berbeda dan memiliki kesan baru.
MENSYUKURI, segala yang pernah dan sedang kita miliki, segala yang pernah dan sedang kita alami, semua itu adalah anugerah yang paling indah jika kita menyadari dan mengikhlaskannya. Yakin saja dengan kekuatan Tuhan yang Maha Mengatur segala kebahagiaan sesuai dengan pribadi dan kondisi hamba-Nya.
Pernah "memiliki", "dimiliki", dan "kehilangan", harus membuat kita perlu "mensyukuri" semuanya dan tetap semangat menatap detik, menit, jam, dan hari selanjutnya. Karena dibalik sebuah rasa syukur tersimpan kekuatan keikhlasan yang menjadikan bahagia datang dengan sendirinya dari dalam diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment